Wednesday, April 15, 2009

pencinta yang kesiangan


malam tadi ruang sempit itu telah menipu daku
dalam terang neon aku terlena
cuma di atas sekeping tilam usang berselimut gebar lusuh
bagaimana " sampah " itu bisa menipu tubuh ku yang longlai

bukan tak ku sedari Dia menggamitku dalam kesamaran malam
suram sinar rembulan kerna secarik awan kelam
ataukah hitamnya dosa-dosa lampau sebenarnya telah menghijab hatiku
malam tadi, aku telah tertipu dan sebenarnya aku telah berdosa

aku ini cuma sekujur jasad yang tua
sedang hatiku alpa
mungkin sudah tiba waktu aku harus berhenti di sini setakat ini
dunia telah jauh menyesatkan ku, sebelum terlewat aku harus segera kembali

Kekasih
apakah aku masih punyai peluang
untuk merayu menyatakan cinta
aku ini cuma sekujur jasad yang tua sedang hatiku alpa

Kekasih
bulan yang suram telah meninggalkan daku termangu
ingin ku capai tetesan embun dingin namun telah kering bersama mentari
apakah aku masih punya masa

Kekasih
apa pun tetap ku teruskan jalan kembali
biar beribu saksi dosa-dosa ku
hanya beberapa tetes airmata ku harapkan menyapu arang di hati ku
andai bulan telah sirna, masih ku harap agar mentari bisa menyingkap hijab di kalbu

Kekasih
aku ini mungkin belum bergelar pencinta sebenar; maafkan daku..
namun cinta itu tetap masih ku impikan
biar sekujur jasad yang tua ini gugur dan hancur, tulang belulang ku tetap menjadi saksi

Kekasih
sesungguhnya KasihMu seluas cakerawala
tersebar bagai butiran udara segar
selagi aku mampu bernafas, tetap ku rasai kesegarannya
janganlah dikau sempitkan dadaku..
biarlah aku sekujur jasad yang tua ini bisa merasai segar kasihMu hingga nafas terakhirku..


No comments:

Post a Comment