Tuesday, December 20, 2011

hidup biar bermanfaat

apa saja yang engkau buat
tersurat, tersirat dan tercatat
tiada yang dilupakan
tiada yang diselindungkan
tiap lorong tiap simpang
dan mata yang memandang
adalah saksi yang pasti
dari hidup bawa ke mati

saat ini jangan biar berlalu sesia

buatlah baik sepanjang usia

engkau harus punya bukti
buah akal, lisan, tangan dan kaki
tanamlah benih2 hasanat
kelak engkau tuai buah2 makrifat
ah, bukan semudah mengatakan apa
jangan berkata dusta bersaksi alpa
bukan lisan mu jadi penentu
hanya sekadar penanda aras waktu

dunia merasa manis mulut mu

akhirat menuntut ikhlas hati mu

hukum dunia wang menentu
di akhirat tersingkap hakikat sesuatu
saat ini apakah engkau bingung
masih termangu dan termenung
cinta dunia engkau pun bengong
lupa akhirat engkau jadi tongong
pahala tidak pernah minta uang
dosa tidak malu engkau berhutang
kilas pandang bak tajam pedang
tersasar kata nanti nasib mu malang
sampai kini engkau masih mencari
rahasia hidup dan makna diri
tiga suku umur engkau habiskan
apakah sebenar yang engkau dapatkan ?
saat demi saat bukan percuma
zikir dan Quran terus bergema
sungguh mudah ringan di lisan
namun padat berat di timbangan
janji Tuhan Rabbu Izzati
insan soleh bakal dirahmati
kaya miskin bukan penentu
istiqamah ikhlas sudah tertentu
sesama umat bertolong bantu
demi kebaikan dan taqwa kita bersatu

Monday, December 19, 2011

di usia ini aku mulai mengerti

di usia ini aku mulai mengerti
keinginan ku tiga puluh tahun dulu
cuma bagai angin malam dan embun yang menitis
meninggalkan rasa dingin di pagi hari
sekejap cuma menunggu mentari
membakar kesemuanya tiada bersisa
sehingga senjakala datang dengan bebayang panjang

bila aku melihat bebayang malam yang seram
entah apa yang bakal datang di luar batas pandangan
aku ingin agar bisa tidur lena aman sejahtera
biar malam bermaharajalela menelan segala cerita
esok pagi menjanjikan hari yang indah cahaya yang cerah

aku mesti terus berjuang membanting tulang
sementara nanti hari siang masih panjang
mentari masih terang hujan belum datang
sekejap sekejap ku lihat petanda di kaki langit
secarik awan hitam yang membungkam suram
membawa halilintar hujan ribut penuh dendam
memaksa siang segera bertukar malam

saat demi saat yang masih bersisa
aku membilang kerikil di hujung jari jemari
ini peluang yang masih ada untuk ku yang tak berdaya
mengusung untung sebesar gunung bukan lagi masanya
kerikil yang kecil takkan ku tinggalkan
entah-entah kelak menjadi emas yang ku impikan
tatkala ku lena dibuai gelap malam
menunggu hari besar yang terang lagi menjelaskan..

Sunday, December 18, 2011

mengapa..?

mengapa
dulu engkau berkata
yang menggegarkan dunia
menggetarkan jiwa

tapi kini
apakah engkau tidak percaya
atau bersembunyi di sebalik cahaya?

aku heran
dengan permainan dunia
mudah memperdaya jiwa yang mau segala

tetapi bukankah
Dia yang menguasai semua
dan bukankah Dia yang didamba
sejak dulu tatkala engkau berkata-kata..?