Monday, November 23, 2009

aku cuma sebutir debu

bila ku pandang ke hadapan
ku lihat hanya batu2 kuburan
harapan hanya pada Dia
beberapa saat yang tinggal
bersama sedikit hasrat dan kudrat
di sini aku berdiri
menjunjung perintah Ilahi
tiada daya dan upaya
harapan hanya pada Dia
bila ku pandang ke hadapan
ku lihat hanya padang yang gersang
dan manusia yang telanjang
harapan hanya pada Dia
moga hidup yang sebentar
membekal sinar di hari yang sukar
hari ini, dunia masih berbaki
dan aku, masih berdiri di atas kaki
bumi yang ku injak
langit yang ku junjung
menjadi saksi, kini, di sini, di saat ini..
aku bukan gunung yang gagah
aku juga bukan langit yang megah
tapi cuma sebutir debu
yang ingin diterbangkan ke awan
lalu meresap ke langit
menjadi bulan dan bintang
yang menghiasi malam
dan musafir yang mencari jalan pulang
aku ingin menjadi awan hitam
yang terurai menjadi hujan
membasahi padang dan hutan
dan reriang di celah rerumputan
aku ingin menjadi sekedar debuan tanah
yang terhumban ke laut menjadi pulau
atau karam menjadi karang
biar dengan sedikit hasrat dan kudrat
dalam saat2 hidup yang sebentar
melakar sinar untuk bekalan di hari yang sukar..

Tuesday, November 17, 2009

kini aku terbang ke awan

kelmarin aku telah datang ke lembah ini
bersama awan hitam yang sarat
ku lihat wajah anak-anak dunia
ceria meraikan titis-titis hujan
sebentar kemudian aku berada di mana-mana
anak-anak dunia dalam keakraban kasih
menyangka aku terus tinggal di lembah ini
dalam alpa, terlepas aku dari ingatan
sedikit demi sedikit aku terbebas
dan, hari ini aku telah terbang kembali ke awan
angin membawa aku pergi entah kemana
lembah belantara, puncak gunung membiru
entah bagaimana riak wajah anak-anak dunia
apakah mereka rindukan aku?
hari ini mentari durjana menguraikan jasadku
hingga aku tidak lagi dikenal bagai titis-titis hujan
sarat dalam awan hitam yang membawa harapan
dan ceria wajah anak-anak dunia
aku kini terus terbang ke langit biru
tidak lagi menjejak lembah dan awan
mungkin sesekali dalam igauan
anak-anak dunia merasa terkenang
aku yang suatu masa dahulu
pernah mendatangi lembah ini
dengan seribu harapan dan kasih sayang
biarlah kenangan manis itu terukir
di celah rekahan batu dan perdu pohon kayu
siapa tahu suatu masa nanti aku kembali
bersama hembusan bayu dan cebisan salji.

hidupmu, luruskanlah

saat-saat yang mendatang silih berganti
bersama bingkisan kasih sang kekasih
mengetuk jiwa alpa dalam lena dunia
umpama tetesan air hujan yang berkah
menyegar rerumput yang kering layu
bahana mentari sadis yang membakar
jiwa-jiwa yang sekian lama terkesima
pada fatamorgana yang mengalir bagai air
hari demi hari nafsu dituruti dijejaki
sampai usia senja habis entah di mana
engkau terdampar dihempas badai
bagai sesampah yang mudik ketika pasang
lalu tersangkut di celah pepohon bakau
membusuk, mereput, terbuang dan dilupakan
teman, kekayaan kita berada di atas lidah dan hati
luruskan lidah mu dengan kalimah tahmid
luruskan hatimu dengan kalimah tauhid
Dia, akan meluruskan hidupmu dengan Quraan
memimpinmu dengan Sunnah Rasul Pilihan SAW
sesungguhnya hidup ini dan dunia yang menjadi wadahnya
hanyalah kesenangan yang secebis cuma
dan engkau bisa terlena oleh belaian palsu hawa
apakah enagkau rela korbankan jiwamu di altar kebatilan?
ingatlah, nafas ini dan jejak ini bakal ditanya kemana hala tujunya
dan keperluan hidup yang ringkas ini juga tidak dilupakan
oh ayah, sungguh aku telah menyaksikan betapa telapak tangan mu
hampa tidak membawa walau sebutir beras ke sana
walau saban hari seusia hidupmu engkau memperjuangkannya
maka hari ini aku tidak rela, zuriatmu yang kerdil
memilih jalan berliku yang telah banyak makan korban
biarlah umat manusia dengan nasib untungnya
dan biarlah aku memilih jalan yang besar dan lurus ini
dan aku ikuti jejak langkah mereka yang mencapai syurga..

Thursday, November 12, 2009

ole-ole buat tamuku

entah mengapa
di waktu ini
aku didatangi tetamu..
dulu, pernah ada
tamu serupa dia
namun telah pergi
bersama ole-ole
dan tak pernah kembali..
apakah tetamu ini
tamu terakhir ku
yang datang lewat senja..?

masuklah ke rumah ku
nanti aku suguhkan
ole-ole yang manis
khas buat tamu istimewa..
nanti bila telah kelam
andai dia sudi bermalam
terpencar nur cemerlang
di rumah ku
yang sejak dulu suram..

entah mengapa
di waktu ini
aku didatangi tetamu..
apakah dia
ingin membawa ku pergi
menjelajah dunia misteri
lalu aku terpaksa
tinggalkan rumah
penuh kenangan ini..
nanti aku bawa bersama
ole-ole istimewa
bekal buat kita berdua
agar perjalanan yang berliku
membawa kita
menuju matlamat yang satu..

peringatan buat spesis kita

kulihat langit mendung
lalu hujan turun
membasahi dedaun
dan rerumputan
bumi menerima dengan pasrah
biarpun bukit dan lembah
telah hampir punah
rerama dan reriang
berdiam diri di dahan rendang
dan perdu ara songsang
suara zikir yang mersik
di kala lewat senja
hanya spesis kita
yang berpetualang
dengan keakuan
yang zalim dan bebal
tidak pernah insaf
berkah yang turun
bersama titisan hujan
tidak pernah dikenang
apa lagi mengucap syukur
nanti bila tanah meluncur
bumi melulur
bangunan hancur
apakah baru akur
bila jasad lebur
tanpa kubur
baru airmata bercucur
mungkin hari ini
langit dan bumi
tidak lagi betah
kerenah spesis kita
yang telah mati jiwa
walau masih bernyawa.