dalam transisi ini kegawatan sungguh terasa menerjah qalbu
waktu begitu pantas meninggalkan diri yang masih termangu
jiwa-jiwa silih berganti datang pergi meninggalkan dunia yang beku
aku yang masih di sini mengira untung nasib yang belum tentu
belum cukup rasanya persediaan untuk ku jalani denai penuh ranjau
masa tidak menanti sesiapa pun dan aku hingga kini masih di rantau
jasad yang longlai ini seakan tidak mampu menahan gejolak sasau
teguh hati kukuh jiwa tegar beriman agar dunia akhirat tak terpelau
di ambang sore awan berarak dan mentari merah mulai sirna
alam yang kian tua mulai mempamer rahasianya dan aku terkesima
setelah tiga dekad aku bertarung jihad ku belum sampai kemana
mungkin sudah sampai masanya aku tawakkuf dari kesibukan dunia
terang cahaya rembulan tidak memberi erti andai mata terpejam
sinar mentari tidak membawa makna andai usaha hangat tahi ayam
tubuh sasa sekedar tontonan jika buah fikir gersang hati suram
kaki beku tangan kaku lidah kelu cita-cita karam di lautan dalam
bangunlah sedarlah tobatlah, tanah air ini masih menjadi pilihan
lihatlah jutaan warga pati berduyun merata ceruk bergelandangan
terusir dari tanah air oleh nasib diri yang tidak seindah pandangan
demi membela generasi dan maruah diri, nyawa rela dikorbankan
dalam transisi ini ribut badai datang menerpa bukan membunuhku
aku berpencak di gelanggang nyawa tergantung di hujung kuku
biar ketitisan darah terakhir, taming sari merobek jantungku
biar putih tulang jangan putih mata, ini aku, anak abah dan ibuku.
Wednesday, January 20, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
teruskan usaha dan perjuangan mu...
ReplyDeletesehingga ke mati perjuangan masih belum selesai..
semoga lelah mu diterima Ilahi...
insyaAllah...
petualang dalam diri bagaimana bisa ku tumpaskan..?
ReplyDelete